Sejarah Desa Rendeng
Sejarah terbentuknya Desa Rendeng pada awalnya merupakan komunitas pemukiman penduduk dengan jumlah jiwa yang masih sedikit, tersebar di tepi atau di dalam kawasan hutan yang pada waktu itu yang dikelola oleh perusahaan kehutanan pemerintah Hindia belanda. Mata pencaharian penduduk disamping bercocok tanam juga petani di kawasan hutan sebagai kebutuhan sehari hari, serta bekerja sebagai buruh tanam, pemeliharaan dan tebang kayu kehutanan.
Dulu desa Rendeng terbagi 2 wilayah yaitu sebelah selatan jalan dinamakan desa Ngemplak sedangkan di sebelah utara dinamakan Desa Rendeng dengan pesatnya perkembangan penduduk maka tokoh adat dan tokoh masyarakat sepakat untuk digabungkan menjadi Desa Rendeng.
Desa Rendeng mempunyai satu dukuhan yang bernama Dukuh Jurangbanteng. Zaman dahulu ada seorang warga bernama mbah Denok melihat seekor banteng dan mengejarnya sampai banteng tersebut masuk ke jurang, dan banteng tersebut mati di jurang.
Ada seorang warga yang tinggal di wilayah tersebut ahirnya wilayah tersebut dinamakan dukuh Jurangbanteng, dukuhan Jurangbanteng ahirnya menggabung dengan desa Rendeng Kecamatan Pamotan.
Karena kecamatan Sale Zaman Dahulu kekurangan pendapatan Pajak ahirnya diminta bergabung dengan Kecamatan Sale Sampai sekarang. Karena sangat di pengaruhi oleh sejarah kehutanan maka Desa rendeng yang kita lihat seperti sekarang ini mempunyai spesifik sebagai berikut:
Sebagi penjelasan Huruf C ( lahan pertanian yang sempit ) dan Huruf d ( kawasan Hutan yang luas) di atas, sebagai akibat kebijakan tata guna lahan yang berpijak pada penguasa Hindia -Belanda pada saat itu.
Sejarah Pimpinan Desa Rendeng: